MaritimIndonesia - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Tanjung Priok berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan melalui investasi secara berkelanjutan, termasuk melalui pengembangan fasilitas untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa.. Bagi pelaku usaha angkutan barang, telah dilakukan berbagai pengembangan fasilitas antara lain peningkatan kekuatan dan pelebaran Jakarta 18 September 2020 - Dalam rangka memutus rantai penularan dan penyebaran Covid-19, PT IPC TPK membagikan 5000 masker kain kepada masyarakat secara serentak di 8 area kerja perusahaan yaitu Area Tanjung Priok 1, Tanjung Priok 2, Area Terminal Support, Area Panjang - Lampung, Jambi, Palembang, Teluk Bayur - Pekerjamelakukan bongkar-muat bantuan logistik gempa Palu dan Donggala ke dalam KM Camara Nusantara 3 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis, 4 Oktober 2018. IPC Group, melalui induk perusahaan, cabang pelabuhan, dan anak perusahaannya, memberikan bantuan logistik untuk membantu para korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala Vay Tiền Nhanh. Jakarta ANTARA - PT Pelabuhan Indonesia II Persero atau IPC akan memberlakukan "autogate" di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok pada semester pertama tahun ini. "Terminal Operasi atau TO 3 Internasional Pelabuhan Tanjung Priok akan diberlakukan 'autogate', dimana sebelumnya bertemu antar orang yakni sopir truk kontainer dengan petugas dan aparat bea cukai di pelabuhan maka dengan adanya 'autogate' hal tersebut tidak akan ada lagi dan semua proses berjalan dalam hitungan detik," ujar Senior Vice President Operations IPC David P Sirait kepada wartawan di Jakarta, Senin. Dia menjelaskan bahwa kehadiran "autogate" ini nantinya akan membuat sopir kontainer tidak perlu lagi membawa berkas-berkas dokumen, cukup menempelkan kartu identifikasi atau "id card" di gerbang masuk, lalu kamera CCTV akan memotret nomor peti kemas hingga kemudian mengetahui dimana peti kemas tersebut akan ditaruh di lapangan. Otomatisasi itu berlaku pula bagi truk kontainer yang akan membawa peti kemas dari Terminal Operasi 3 Pelabuhan Tanjung Priok. Kelebihan lainnya dari "autogate" ini, menurut David, kameranya juga bisa membaca atau mengidentifikasi kerusakan-kerusakan pada peti kemas seperti adanya lubang, sebelum memasuki kawasan pelabuhan. "Jadi serah terima barang sudah tercakup. Jadi ada bukti otentik serah terima barang di gerbang masuk maupun dermaga dengan 'autotally,'" ujarnya di sela-sela media gathering yang digelar IPC. Rencananya IPC akan melakukan uji coba "autogate" di Terminal Operasi 3 ini pada Bulan April. "Uji coba di Bulan April, sedangkan targetnya pada semester pertama 'autogate' di Terminal Operasi 3 harus sudah berjalan," kata David. Sejak beberapa tahun terakhir sudah mencanangkan Pelindo II atau IPC menjadi digital port atau pelabuhan berbasis digital, dimana segala sesuatu yang terkait dengan proses bisnis sudah dikonversi menjadi digital baik dalam aspek operasional, keuangan, maupun aspek-aspek lainnya. Upaya melakukan digitalisasi terhadap semua aspek itu dilakukan IPC dalam rangka menyambut Revolusi Industri Baca juga Begini cara Pelabuhan Indonesia II hindari PHK akibat Revolusi Industri Baca juga Menhub resmikan kedatangan kapal peti kemas terbesarPewarta Aji CaktiEditor Budi Suyanto COPYRIGHT © ANTARA 2019 This article has been translated by PwC Indonesia as part of our Indonesia Infrastructure News Service. PwC Indonesia has not checked the accuracy of, and accepts no responsibility for the content. Investor Daily Akhir 2018, IPC-TPK Jadi Pengelola Terminal Petikemas Priok 17 July 2018 Jakarta — PT Pelabuhan Indonesia II Persero or IPC appointed its subsidiary, PT IPC Terminal Peti Kemas IPC TPK, to manage container loading & unloading services at Terminal 2 and Terminal 3 of Tanjung Priok Port in North Jakarta. “The arrangement is conducted to improve the quality of service to consumers, so each entity under IPC can focus more on their main business,” said IPC President Director Elvyn G. Masassya in his official statement in Jakarta, Monday 16/7. IPC TPK is a subsidiary of IPC which is established to operate container terminal. Terminal 2 and Terminal 3 at Tanjung Priok Port will be officially operated by IPC TPK as of Sunday, 15 July 2018. Henceforth, entering the second half of 2018, IPC management has also decided on a new business model for IPC, namely each subsidiary will focus on its own business to optimize their functions and roles. Every container terminal at the company’s ports which has reached a certain volume will be operated by PT IPC TPK, while every non-container terminal at the company’s ports which has also reached a certain volume will be managed by PT Pelabuhan Tanjung Priok PTP. Meanwhile the management of vehicle terminals including roro terminals will be carried out by PT Indonesia Kendaraan Terminal IKT Tbk. This business model aims to improve productivity, efficiency, and management standardisation, thus improving IPC service performance. According to Elvyn, the volume of business and operation at Tanjung Priok Port keeps increasing each year. Therefore, operational adjustment and arrangement are needed to enhance the quality of service to consumers. So far, loading and unloading services at Terminal 2 and Terminal 3 of Tanjung Priok Port are managed by PTP. Terminal 3 focuses on providing international container loading & unloading services, whereas Terminal 2 concentrates on domestic containers. With regard to the change in the management of Terminal 2 and Terminal 3, PTP has circulated a letter of notification to service users on last 13 July. kedatangan truk bisa kami seimbangkanJakarta ANTARA - Badan Usaha Milik Negara PT Pelindo II Persero atau Indonesia Port Corporation IPC dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok meluncurkan sistem tunggal identifikasi data truk single truck identification data/STID berbasis elektronik di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu. "STID ini menjadi pemacu trigger untuk pengembangan sistem-sistem lainnya. STID tak hilangkan kemacetan, tapi dengan kami perbaiki sarana dan prasarana serta sistemnya, kedatangan truk bisa kami seimbangkan," ujar General Manager Indonesia Port Corporation IPC cabang Tanjung Priok, Guna Mulyana saat ditemui wartawan di Jakarta, Rabu. Dijelaskan, STID berisi basis data kelayakan teknis truk seperti nomor polisi kendaraan/ truk, serta nama pemilik/ perusahaan angkutannya dan terhubung dengan manajemen pelabuhan dan pengelola terminal untuk mendukung ekosistem logistik nasional. Tujuannnya satu yakni menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan barang hingga tiba di gudang. Ditambahkan, sistem ini juga akan mengidentifikasi truk keluar-masuk Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak truk setiap harinya selama 24 jam, terdiri dari truk petikemas dan non petikemas. Baca juga Pelindo II tunggu kajian pembatasan operasional truk kontainer "Singkatnya, melalui STID, seluruh data identifikasi truk di sejumlah terminal bisa dikelola secara terpusat oleh manajemen pelabuhan dan pengelola terminal di bawah pengawasan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok," katanya. Ia juga menyebutkan, TID sebelumnya telah dimiliki oleh beberapa terminal, seperti Jakarta International Container Terminal JICT di Koja, New Priok Container Terminal NPCT-1 dan IPC Terminal Petikemas TPK 009. "Melalui STID, semuanya diintegrasikan jadi satu bernama Single TID," kata Guna. Program lanjutan Ia kembali menegaskan kalau STID ini nanti akan ada program kelanjutannya, seperti terminal booking system, yang mengatur keseimbangan truk keluar-masuk pelabuhan dengan cara perusahaan angkutan kargo melaksanakan reservasi jadwal kedatangan ke terminal. "Kami berharap dengan itu, nanti jadi seimbang balance nantinya kedatangannya itu. Kalau dengan STID itu, kami baru mengidentifikasi dan mengatur. Jadi, kami harapkan ada TBS terminal booking system/ truck booking system," kata Guna. Baca juga IPC dukung pemberantasan pungli di lingkungan pelabuhan Selain itu, IPC juga mendorong penerapan terminal booking cargo return system TBCRS di seluruh manajemen Pelabuhan Tanjung Priok sehingga satu truk yang datang, bisa membawa kargo lagi saat keluar pelabuhan. "Diharapkan, itu Single TID salah satu yang kami dorong arahnya ke sana. Karena Pelabuhan Tanjung Priok ini sebagai 'gateway', barang di terminal kemudian diangkut ke daerah produksi atau ke pemilik barang memerlukan akses. Nah, akses inilah yang perlu cara bagaimana kami mengaturnya dengan penerapan TBCRS," kata Abdu FaisalEditor Edy Sujatmiko COPYRIGHT © ANTARA 2021

cctv pelabuhan tanjung priok ipc